dari dlu sampai detik ini saya menulis tuliasan ini saya kepingin tau siapa sie mbah-mbah yang nyleneh kemana” pake celana pendek ngak tau umur nie
setelah keinget lagi bosen-bosenya sama facebook karena ndak dapet” gebetan ha””””
kok malah cuhat yah
sampai ahirnya daper dari wiki pedia
Bob Sadino (lahir di Lampung, 9 Maret 1933; umur 77 tahun), atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya.
Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.
Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.[1]
Suatu hari, seorang teman menyarankan Bob memelihara dan berbisnis telur ayam negeri untuk melawan depresinya. Bob tertarik dan mulai mengembangkan usaha peternakan ayam. Ketika itu, di Indonesia, ayam kampung masih mendominasi pasar. Bob-lah yang pertama kali memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya ke Indonesia. Bob menjual telur-telurnya dari pintu ke pintu. Ketika itu, telur ayam negeri belum populer di Indonesia sehingga barang dagangannya tersebut hanya dibeli oleh ekspatriat-ekspatriat yang tinggal di daerah Kemang, serta beberapa orang Indonesia yang pernah bekerja di luar negeri. Namun seiring berjalannya waktu, telur ayam negeri mulai dikenal sehingga bisnis Bob semakin berkembang. Bob kemudian melanjutkan usahanya dengan berjualan daging ayam. Selain memperkenalkan telur ayam negeri, ia juga merupakan orang pertama yang menggunakan perladangan sayur sistem hidroponik di Indonesia.
Catatan awal tahun 1985 menyebutkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40-50 ton daging segar, 60-70 ton daging olahan, dan sayuran segar 100 ton.[2]
keren juga nie kakek-kakek yah disamping hidupnya yang nyleneh yang pasti yang biasa diambil dari kisah hidupnya adalah kemauannya untuk berubah entah karena tanggunng jawab sama keluarga atau memang ngak mo hidup susah karena memang basicnya ini orang orang kaya malu sama keluarganya klo ngak sukses sendiri
yang pasti untuk meraih sukses ngak perlu kita musti jatuh kedasr dahulu baru merangkak ke atas supaya sukses
betul!!!
Nais inpoh bos…
salam kenal….
Dengan hormat,
Kami dosen kewirausahaan dari Politeknik kesehatan Jakarta II, ingin bertanya apakah dimungkinkan kalau kami mengundang pak Bob sebagai dosen tamu khususnya untuk mata kuliah kewirausahaan, khususnya kiat sukses untuk berwirausaha. Karena selama kami mengajar kewirausahaan, selalu mendambakan pak Bob sebagai tokoh wirausahawan sukses. Agar mahasiswa langsung mendengar pengalaman pak Bob dan berhadapan langsung dengan pak Bob maka kami ingin sekali mengundang pak Bob sebagai dosen tamu. Kalau dimungkinkan, apakah kami harus membayar dan berapa biaya sebagai narasumber tersebut? Adapun jadwalnya kami rencanakan tanggal 6 atau 7 atau 8 Juni 2012, selama 2 jam, waktunya disesuaikan dengan kesediaan pak Bob. Jumlah mahasiswanya sebanyak kurang lebih 150 orang.
Terima kasih atas perhatian dan kerjasama Pak Bob
Hormat kami
Siti Kusumawati
waduh
salah alamat kayanya ini bu